Sebagai umat islam, khususnya pemuda, apa yang harus kita maknai dari hari pahlawan?
- Fuldmkg Indonesia
- Nov 12, 2014
- 2 min read
Sebagai umat islam, khususnya pemuda, apa yang harus kita maknai dari hari pahlawan?
Bagi rakyat indonesia tanggal 10 november adalah momentum yang sangat luar biasa dan tak bisa terlupakan. 10 November merupakan hari terjadinya pertempuran pertama pasca tiga bulan kemerdekaan RI. Hari yang menunjukkan betapa besarnya keinginan para pemuda Indonesia, khususnya di Surabaya untuk mempertahankan kedaulatan RI yang baru saja diraih. Dengan hanya bermodalkan bambu runcing, pemuda-pemuda tersebut tak gentar melawan dahsyatnya serangan tentara Inggris dan NICA-Belanda.
10 November mengingatkan kita kepada sosok pemuda, pahlawan nasional, yang dikenal dengan nama Bung Tomo. Bung Tomo merupakan pelopor penggerak semangat pemuda-pemuda Surabaya untuk berjuang melawan sekutu. Bung Tomo, pemuda yang menyulutkan api pengobar semangat para rakyat Surabaya lewat orasinya yang penuh emosi. Di usia nya yang ke 25 tahun tersebut, Bung Tomo telah berperan penting dalam pergerakan perjuangan bangsa di bumi Surabaya.
“selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain merah dan putih maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun juga”
Bung Tomo merupakan pemuda muslim yang taat, lahir dari keluarga yang rajin beribadah. Ketaatannya tercermin dalam gaya khasnya yang selalu memulai tiap pidatonya dengan kalimat takbir “Allahu Akbar”. Perjuangan hidup yang ditempa oleh Bung Tomo pada masa pemerintahan yang dirinya tak tahan untuk selalu mengkritik, telah menjadikan seorang pemuda yang memiliki kepribadian kuat dengan kecemerlangan karir. Bisa dilihat pada usia 17 tahun, beliau berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda Indonesia. Sebelum 1942, hanya tiga orang yang menduduki peringkat tersebut. Harus diketahui bahwa kesemuanya tidak terlepas dari basis agama yang kuat serta peranan lingkungan keluarga. Bung Tomo tahu bahwa membela dan mempertahankan kedaulatan RI merupakan salah satu bentuk jihad.
Di dalam islam, bela negara adalah kewajiban bagi setiap muslim, karena bela negara menyangkut kemaslahatan umum. Bela negara merupakan suatu amanah bagi setiap orang yang berbangsa, yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Allah menegaskan dalam Alqur’an “...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS.Al-Maidah: 2).
Bila kita mau memikirkan lebih jauh terkait perintah Allah untuk jihad membela negara, teladan kita Nabi Muhammad SAW, kemudian contoh pemuda Indonesia yang telah diterangkan di atas, lalu sudahkah kita melaksanakan perintah Allah tersebut? Akankah bila masa 10 november, 69 tahun silam, hadir kembali, kita akan mati-matian membela negara seperti yang dilakukan oleh Bung Tomo dan pejuang-pejuang lainnya? Atau seberapa besar peduli kita kepada saudara-saudara kita di palestina yang tengah dibantai oleh Israel?
Dan yang paling penting sudahkah kita isi waktu muda kita dengan banyak beribadah berprestasi, belajar dan berkarya untuk agama dan bangsa?
Ingatlah kembali bahwa sekarang, fokus kita bukan pada penjajah Belanda, Inggris atau Negara lainnya, tapi kebodohan dan rendahnya moral. Bisa dibayangkan bila semua pemuda Indonesia seperti itu sedangkan pemuda yang baik hanya diam dan baik untuk diri mereka sendiri, mau dikemanakan masa depan bangsa? Masa depan bangsa dilihat dai pemudanya. Lalu, harus dicari kemanakah sosok Bung Tomo?
“Bung Tomo memang telah tiada, namun mari kita kobarkan lagi semangat perjuangan itu, wahai para pemuda Indonesia”
Commentaires